Friday, January 26, 2007

Ketika KAU menasehati Arsya

Jam 00.30 semalem kami baru sampai rumah, setelah membawa Arsya ke ERnya SOS International di Cipete. Kebetulan di rumah lagi beres-beres meubel yang sudah mulai digrigiti rayap, ada beberapa bagian yang harus saya ganti kayunya. Sejak pagi tadi, anakku Arsya seperti biasa penasaran dan mencoba segala.

Setengahnya saya kesal karena sepatu atau sandal yang saya pasangkan hanya bertahan beberapa menit dan lalu lepas bahkan entah hilang atau nyelip dimana. Padahal serpihan - serpiah kayu bertebaran dimana - mana, belum lagi sisa serutan kayu.

Sehabis mandi sore, Arsya mengeluh, "Bunda...tatina satit, dididit namuk", bunda kakinya sakit digigit nyamuk.

Saya hanya mengelus- ngelus kakinya lalu dia lari lagi.

Sampe akhirnya malem hari ketika Ayahnya pulang, dia terus menerus bilang: "ayah, tatina satit, dididit nyamuk" Segera saya ambil caladine, biasa obat ini mujarab untuk mengobati sugestinya :)

Tapi ketika saya lihat dan raba, Subhanalllah, ada beberapa serpihan kecil kayu yang masuk ke telapak kakinya dia 'ketlusupan', wah langsung deh, jadi dokter dadakan, tapi...ternyata Arsya malah menangis kesakitan ketika saya mencoba mengeluarkan serpihan kayu itu.

Akhirnya, karena kuatir, kami bawa dia ke Emergency Roomnya SOS International, di sana, dia tetep ceria, dan kebetulan dokter Adam dan Dokter Jan Rusch adalah dokter yang biasa menangani dia, langsung deh oom dokter bilang : Hallo jagoan, maen apa tadi?

He..he...padahal saya belum bilang apa-apa, setelah saya ceritakan baru deh om dokter terangin kepada kami, bahwa ada 5 lapisan kulit dalam 1 kulit ari, jika tidak terjadi inflamasi seperti yang terjadi pada kaki Arsya, means it's aman, dan seharusnya serpihan itu keluar dengan sendirinya.

Tapi, karena kami tidak mau menanggung resiko, selain itu saya dan ayahnya juga akan keluar kota pada week end ini, akhinya kami mengusulkan untuk mengambil serpihan itu.

Mulai deh, 4 orang menjaga arsya, karena tidak ada tindakan anestesi saya yakin pasti sakit sekali untuk arsya, then one by one it was put it out from his foot, kira-kira ada 6 buah serpihan.

Pagi, tadi, Arsya sama sekali tidak mau bermain di sekitar Pak Sus dan Mbah Pardi yang sedang memperbaiki rumah kami.

Alhamdulillah YA RABB! Dari dzat mu yang sangat kecil, Engkau telah menasehati anakku dengan caraMU.




Buah - buahan dari Pasar Minggu

Siang tadi, Arsya dan saya jalan - jalan naik mikrolet, kebetulah mikrolet yang kami tumpangi lewat pasar minggu. Saya langsung deh inget lagu 'buah-buahan dari pasar minggu' kira - kira liriknya seperti ini:


Pepaya Mangga Pisang Jambu
Dibawa dari pasar minggu
Di sana banyak penjualnya
Di sini banyak pembelinya
Pepaya Mangga Pisang Jambu Duku
Rambutan dan lain-lainnya trala...lala...



entah siapa yang menciptakan lagu itu, tapi bener lho, penjual buah di sana banyak sekali dan sangat murah. Bayangkan 1 kg duku palembang yang manis dengan ukuran sedang hanya Rp. 5.000,- minggu lalu saya beli di AlFresh sampe Rp. 12.500,- dan tidak boleh dipilih, Kelengkeng, bauh favorit saya hanya Rp. 10.000,- / kg, manggis dijual Rp. 3.000,- / 10 buah.


Subhanallah..belum yang lain-lainnya, jeruk, pepaya, pisang, rambutan.......

Terimakasih Ya RABB
Melalui buah - buahan yang berlimpah dariMU anak-anaku menjadi tambah sehat.
Alhamdulillah....

Thursday, January 25, 2007

Pencuri Gaptek - Kenapa Juga Mencuri GPS?


Menangkap Pencuri Lewat Satelit
Berharap untung, malah buntung. Sebutan itu tepat bagi tiga orang pencuri yang dengan mudah dibekuk karena gagap teknologi (gaptek). Bagaimana tidak mudah ditangkap, barang curiannya yang berupa alat penerima global positioning system (GPS) masih tetap menyala sehingga polisi langsung mengetahu di mana posisi mereka.
Beberapa waktu lalu, sebanyak 14 alat pelacak GPS dicuri dari sebuah gudang milik pemerintah kota di Babylon, New York, AS. Alat tersebut dipasang di truk dan digunakan untuk melacak pergerakan kendaraan-kendaraan tersebut. Entah karena tidak tahu kalau itu GPS atau mengira alat tersebut telepon seluler (ponsel) karena bentuknya mirip, para pencuri tetap membiarkannya dalam keadaan hidup.
Begitu mengetahui alat-alat tersebut dicuri dari informasi para supir truk, Phil Berdolt, Komisaris Departemen Urusan Publik Babylon, langsung memerintahkan petugasnya melacak dan mencari kemungkinan titik lokasi GPS yang dicuri. Dari 14 yang dicuri, tiga di antaranya ternyata aktif dan berada di satu wilayah. Di layar pemantau, terlihat jelas salah satunya terlihat berpindah tiga kali dalam 2 jam. Informasi tersebut kemudian segera dilaporkan ke polisi dan akhirnya komplotan maling itupun tertangkap.



Sumber: BBC

Penulis: Wah